Jumat, 15 Juni 2012

ISTILAH DALAM JURNALISTIK ON LINE


10    Istilah-Istilah Dalam Jurnalistik
Sedikit berbagi ilmu tentang istilah-istilah jurnalistik. Istilah-istilah ini saya ambil dari berbagai sumber. Semoga dapat sedikit membantu rekan-rekan semua.
    Adversary Journalism: Jurnalistik yang membawa misi penentangan atau permusuhan, yakni beritanya sering menentang kebijakan pemerintah atau penguasa (oposisi).
    Alcohol Journalism: Jurnalistik liberal yang tidak menghargai urusan pribadi seseorang atau lembaga.
    Balance: Berita yang berimbang antara nara sumber dengan pencari berita (harus dicari berita benar atau tidak, dikonfirmasikan)
    Byline: Keterangan sang penulis berita.
    Bejana Seimbang: Teknik penulisan feature.
    Caption: Keterangan photo.
    Checkbook Journalism: Jurnalistik yang untuk memperoleh bahan berita harus memberi uang pada sumber berita.
    Chek & Recheck: Merupakan proses sebelum balance (mengecek kebenaran suatu berita)
    Citizen Journalism: Jurnalisme warga.
    Credit Line: Keterangan yang mengambil photo.
    Crusade Journalism: Jurnalistik yang memperjuangkan nilai-nilai tertentu, misalnya demokrasi, sosialis, nilai-nilai Islam atau nilai-nilai kebenaran.
    Development Journalism/Jurnalistik pembangunan/pers pembangunan: Jurnalistik yang mengutamakan peranan pers dalam rangka pembangunan nasional negara dan bangsanya.
    Delik Pers: Delik yang terdapat dalam KUH Pidana, tetapi tidak merupakan delik yang berdiri sendiri, melainkan bagian dari delik khusus yang berlaku umum.
    Dead-Line: Waktu akhir pengumpulan berita.
    Editing: Untuk menambah/mengurangi kata atau pembenaran kata, merupakan proses koreksi.
    Editorial: Sebuah kolom yang mencerminkan pendapat sebuah media tentang sebuah berita.
    Electronic Journalism: Pengetahuan tentang berita-berita yang disiarkan melalui media massa modern seperti film, televisi, radio kaset, dan sebagainya.
    Feature: Berita ringan yang biasanya bertemakan human interest.
    Freelance: Wartawan lepas.
    Gossip Journalism/Jurnalistik kasak-kusuk: Jurnalistik yang lebih menekankan pada berita kasak-kusuk dan isu yang kebenarannya masih diragukan.
    Government-say-so-journalism: Jurnalistik yang memberitakan atau meliput apa saja yang disiarkan pemerintah layaknya koran pemerintah.
    Gutter Journalism/Jurnalistik Got: Teknik jurnalistik yang lebih menonjolkan pemberitaan tentang seks dan kejahatan.
    Hak Jawab: Hak seseorang atau kelompok orang untuk memberikan tanggapan dan sanggahan terhadap pemberitaan yang merugikan nama baiknya.
    Hak Koreksi: Hak setiap orang untuk mengoreksi atau membetulkan kekeliruan informasi yang diberitakan oleh pers, baik tentang dirinya maupun tentang orang lain.
    Hak Tolak: Hak wartawan karena profesinya, untuk menolak mengungkapkan nama dan atau identitas lainya dari sumber berita yang harus dirahasiakan.
    Hard News: Berita langsung.
    Headline: Judul berita jurnalistik.
    Hunting: Keseluruhan proses pencarian berita/berburu berita atau photo.
    Investigasi: Berita mendalam yang mengungkap sebuah kasus besar.
    Jazz Journalism: Jurnalistik yang mengacu pada pemberitahuan hal-hal yang sensaional, menggemparkan atau menggegerkan, seperti meramu gosip atau rumor.
    Jurnalisme: Dunia kewartawanan.
    Jurnalistik: Proses pencarian berita, mengolah berita, dan menyampaikan berita.
    Jurnalis/Wartawan: Orang yang melakukan kegiatan jurnalistik.
    Junket Journalism/Jurnalistik foya-foya: Praktek jurnalistik yang tercela, yakni wartawan yang mengadakan perjalanan jurnalistik atas biaya dan perjalanan yang berlebihan diongkosi si pengundang.
    Kantor Berita: Perusahaan pers yang melayani media cetak, media elektronik, atau media lainnya serta masyarakat umum dalam memperoleh informasi.
    Kewajiban Koreksi: Keharusan melakukan koreksi atau ralat terhadap suatu informasi, data, fakta, opini, atau gambar yang tidak benar yang telah diberitakan oleh pers yang bersangkutan.
    Koresponden: Wartawan yang ditempatkan diluar daerah.
    Kode Etik Jurnalistik: Himpunan etika profesi kewartawanan.
    Lay Out: Lebih mengarah ke grafis/gambar/ilustrasi/non kata atau perwajahan/tata letak, termasuk setting.
    Lead: Paragraf pertama dalam berita jurnalistik.
    Nara Sumber: Orang yang memberikan informasi.
    Organisasi Pers: Organisasi wartawan dan organisasi perusahaan pers.
    Pagar Api: Garis pemisah antara sebuah berita dengan iklan dalam sebuah media cetak.
    Perusahaan Pers: Badan hukum yang menyelenggarakan usaha pers meliputi perusahaan media cetak, media elektronik, dan kantor berita, serta perusahaan media lainnya yang secara khusus menyelenggarakan, menyiarkan, atau menyalurkan informasi.
    Piramida Terbalik: Teknik penulisan berita langsung (hard news).
    Quate: Petikan-petikan terpenting/menonjol/membuat heboh/paling menarik pembaca yang biasanya diambil dari keseluruhan berita. Maksudnya untuk memberikan poin yang menarik bagi pembaca.
    Redaksi: Orang yang mengatur segala kebijakan di dalam sebuah media massa.
    Re-Wraiting: Merupakan proses penulisan ulang, baik dalam bahasa Inggris/dll.
    Rubrik: Sebuah keterangan halaman dalam media cetak.
    Setting: Tata letak kata/permainan hurup (besar/kecil dan bentuk tulisan)
   



JURNALISTIK ONLINE

9. Jurnalistik Online
Jurnalisme online merupakan proses penyampaian informasi dengan menggunakan media internet. Internet mempermudah pekerjaan jurnalistik, sebab jurnalistik dapat dapat dilakukan melalui PC atau komputer. Dengan menggunakan internet sebagai alat reportase atau sumber informasi bagian media-media tradisional atau koran.
A.    Ciri-ciri Jurnalisme Online
1.    Sifatnya yang real time. Berita, kisah-kisah, peristiwa-peristiwa, bisa langsung dipublikasikan pada saat kejadian sedang berlangsung. Ini barangkali tidak terlalu baru untuk jenis media tradisional lain seperti TV, radio, telegraf, atau teletype.
2.    Dari sisi penerbit, mekanisme publikasi real time itu lebih leluasa tanpa dikerangkengi oleh periodisasi maupun jadwal penerbitan atau siaran: kapan saja dan dimana saja selama dia terhubung ke jaringan Internet maka penerbit mampu mempublikasikan berita, peristiwa, kisah-kisah saat itu juga. Inilah yang memungkinkan para pengguna/pembaca untuk mendapatkan informasi mengenai perkembangan sebuah peristiwa dengan lebih sering dan terbaru.
3.    Menyertakan unsur-unsur multimedia adalah karakteristik lain jurnalisme online, yang membuat jurnalisme ini mampu menyajikan bentuk dan isi publikasi yang lebih kaya ketimbang jurnalisme di media tradisional. Karakteristik ini, terutama sekali, berlangsung pada jurnalisme yang berjalan di atas web.
4.    bersifat interaktif. Dengan memanfaatkan hyperlink yang terdapat pada web, karya-karya jurnalisme online dapat menyajikan informasi yang terhubung dengan sumber-sumber lain. Ini berarti, pengguna/pembaca dapat menikmati informasi secara efisien dan efektif namun tetap terjaga dan didorong untuk mendapatkan pendalaman dan titik pandang yang lebih luas -bahkan sama sekali berbeda.
5.    Tidak membutuhkan organisasi resmi berikut legal formalnya sebagai lembaga pers. Bahkan dalam konteks tertentu organisasi tersebut dapat dihilangkan
6.    Tidak membutuhkan penyuting/redaktur seperti yang dimiliki surat kabar konvensional sehingga tidak ada orang yang mampu membantu masyarakat dalam menentukan informasi mana yang masuk akal atau tidak.
7.    Tidak ada biaya berlangganan kecuali langganan dalam mengakses internet sehingga komunikan atau audience memiliki kebebasan dalam memilih informasi yang diinginkan
8.    Relatif lebih terdokumentasi karena tersimpan dalam jaringan digital

Kuntungan Journalisme Online, seperti yang tertulis dalam buku Online Journalism. Principles and Practices of News for The Web (Holcomb Hathaway Publishers, 2005).
1.     Audience Control. Jurnalisme online memungkinkan audience untuk bisa lebih leluasa dalam memilih berita yang ingin didapatkannya.
2.    Nonlienarity. Jurnalisme online memungkinkan setiap berita yang disampaikan dapat berdiri sendiri sehingga audience tidak harus membaca secara berurutan untuk memahami.
3.    Storage and retrieval. Online jurnalisme memungkinkan berita tersimpan dan diakses kembali dengan mudah oleh audience.
4.    Unlimited Space. Jurnalisme online memungkinkan jumlah berita yang disampaikan / ditayangkan kepada audience dapat menjadi jauh lebih lengkap ketimbang media lainnya.
5.    Immediacy. Jurnalisme online memungkinkan informasi dapat disampaikan secara cepat dan langsung kepada audience.
6.    Multimedia Capability. Jurnalisme online memungkinkan bagi tim redaksi untuk menyertakan teks, suara, gambar, video dan komponen lainnya di dalam berita yang akan diterima oleh audience.
7.    Interactivity. Jurnalisme online memungkinkan adanya peningkatan partisipasi audience dalam setiap berita.
Jurnalistik/Media on-line merupakan media yang bisa ditemui melalui internet. Sebagai media massa, jurnalistik on line atau bisa melingkupi  media on-line, cyber journalism, citizen journalism, tetap menggunakan kaidah-kaidah jurnalistik dan system kerja yang ada. Perbedaan yang paling mencolok adalah medium dan mekanisme efesiensi pencarian, pengolahan dan penyebarluasan beritanya.
Pengertian Jurnalistik On-line dan Perkembangannya
•    Pada 17 Mei 1991, Institut penelitian Jenewa memperkenalkan www standar pada Mei 1992 melalui Chichago On-line, korn pertama di Amerika On-line diluncurkan Chichago Tribune di as. Sampai April 2001 database telah berisi 12.878 berita on line. Dalam media web dapat ditemukan hubungan-hubungan, city guides, majalah, surat khabar, service baru, radio-televisi dll.
•    Awal tahun 2001 pada akhir decade pertama jurnalistik on line, tidak hanya ribuan media berita telah mulai on line bahkan jutaan pengguna baik individu atau kelompok telah menggunakan internet sebagai sumber berita.
Jurnalistik on line sebagai news media disebutkan oleh Denis McQuail (2000) lebih interaktif dan memberikan otonomi kepada user untuk menjadi audience aktif, bahkan pada keadaan tertentu, audience memiliki posisi sejajar dengan jurnalis.
Banyak media massa cetak dan elektronik yang memiliki situs di internet, tentunya control social dilakukan. Keuntungan dengan adanya penggabungan media massa dan media online adalah keaktualitasan dalam media masssa elektronik digabungkan dengan sifat yang dapat disimpan dan dibaca berulang-ulang seperti media cetak.
Pengertian Internet :
Dalam situs www.unpar.ac.id, dituliskan pengertian internet sebagai berikut :
1.    Internet sebagai jaringan yang terhubung dalam internet protocol (IP ) secara luas mencapai seluruh dunia.
2.    Interet ( inter-network) sebagai sejumlah jaringan fisik yang saling berhubungan dengan protocol yang sama ( apa saja ) untuk membentuk jaringan logic, selanjutnya disebut sebagai inter-network.
3.    Inernet sebagai komunitas jaringan computer yang memberikan pelayanan http ) worl wedi web ). Dibedakan dengan internet senagai pelayanan http untuk kalangan terbatas. Pada mulanya pembatasan pada jarinngan fisik yaitu LAN kemudian berkembang.
4.    Internet sebagai jaringan TCP/IP untuk kalangan terbatas. Masyarakat umum mengartikan sebagai jaringan lokal ( LAN ) dengan pengalaman private IP.
Citizen Journalism yang artinya adalah ” keterlibatan warga dalam memberitakan sesuatu, seseorang tanpa memandang latarbelakang pendidikan, kehalian dapat merencanakan, mencari, menggali, mengolah informasi baik berupa tulisan, gambar, suara dan tuturan kepada orang lain, jadi setiap orang bisa menjadi wartawan.”
Citizen journalism akan mendorong transparansi yang semakin terbuka dalam pelaporan berita. Hal ini membuat wartawan tradisional mulai membuka blog untuk mencari feedback audience seperti SCTV.
Jurnalistik on line memiliki karakteristik berbeda dengan jurnalistik tradisional :
1.    Menimbulkan   posisi   audience   dimana  audience memiliki kesempatan untuk  berperan aktif dalam proses produksi berita.
2.    Memiliki karakteristik immediacy yang memungkinkan up-dating informasi melebihi kecepetan media tradisional. Internet bisa mengalahkan media cetak yang harus mencetak keesokan harinya dan media elektronik harus menyiapkan persiapan produksi.
3.    Memiliki kelebihan berupa multimedia capability yang memungkinkan pesan bisa disampaikan dalam berbagai versi dari teks, video dan audio
B.    Keuntungan dan Kekurangan Internet
Keuntungan Jurnalisnie Online,
1.    Audience Control.Jurnalisme online memungkinkan audience  untuk  bisa  lebih  leluasa dalam memilih berita yang ingin didapatkannya, karena informasi  dan sumbernya  sangat luas dalam waktu pendek.
2.    Non lienarity. Jurnalsme  online  memungkinkan  setiap  berita  yang   disampaikan  dapat berdiri    sendiri sehingga   audience  tidak   harus   membaca   secara   berurutan   untuk memahami.
3.    Storage and retrieval. Online jurnalisme  memungkinkan  berita  tersimpan  dan  diakses kembali dengan mudah oleh audience.
4.    Unlimited Space. Jurnalisme  online  memungkinkan  jumlah  berita yang disampaikan / ditayangkan    kepada    audience  dapat  menjadi  jauh  lebih Iengkap  ketimbang  media lainnva.
5.    Immediacy. Jurnalisme online memungkinkan informasi dapat  disampaikan secara cepat dan langsung kepada audience.
6.    Multimedia   Capabllity. Jurnalisme   online   memungkinkan bagi   tim    redaksi    untuk menyertakan teks, suara, ganibar,video dan komponen lainnya di dalam berita yang akan diterima oleh audience.
7.    Interactivity. Jurnalisme online memungkinkan  adanya peningkatan partisipasi audience dalam setiap berita.
Kekurangan Internet
1.    Jurnalisme  online  merupakan “mainan” masyarakat supra  rasional. Masyarakat   yang tidak tergolong supra rasional tidak akan betah dengan mengakses jurnalisme online. Karena  mereka  tidak mengakses   jurnalisme online  maka  mereka   akan dilanda oleh kecemasan informasi (information anxiety).
2.    Masih sedikitnya  jumlah  mayarakat  yang mengakses jurnalisme online,   karena harus berada di depan computer untuk membaca segala informasi melalui web site dll.
3.    Tidak memiliki kredibitas.Ini karena logis sebab. orang yang tidak  memiliki ketampilan yang memadai pun bisa bercerita lewat jurnalisme online.

FUNGSI MEDIA MASSA

8. Fungsi Media Massa
Media massa adalah alat-alat dalam komunikasi yang bisa menyebarkan pesan secara serempak, cepat kepada audience yang luas dan heterogen. Kelebihan media massa dibanding dengan jenis komunikasi lain adalah ia bisa mengatasi hambatan ruang dan waktu. Bahkan media massa mampu menyebarkan pesan hampir seketika pada waktu yang tak terbatas (Nurudin, 2007).
Media massa memberikan informasi tentang perubahan, bagaimana hal itu bekerja dan hasil yang dicapai atau yang akan dicapai. Fungsi utama media massa adalah untuk memberikan informasi pada kepentingan yang menyebarluas dan mengiklankan produk. Ciri khas dari media massa yaitu tidak ditujukan pada kontak perseorangan, mudah didapatkan, isi merupakan hal umum dan merupakan komunikasi satu arah. Peran utama yang diharapkan dihubungkan dengan perubahan adalah sebagai pengetahuan pertama. Media massa merupakan jenis sumber informasi yang disenangi oleh petani pada tahap kesadaran dan minat dalam proses adopsi inovasi (Fauziahardiyani, 2009).
Menurut DeWitt C. Reddick, (1976) fungsi utama media massa adalah untuk mengkomunikasikan kesemua manusia lainnya mengenai perilaku, perasaan, dan pemikiran mereka; Dan dalam mewujudkan hal itu, pers tidak akan lepas dengan responsibilitas dari kebenaran informasi (Responsibility), kebebasan insan pers dalam penyajian berita (Freedom of the pers), kebebasan pers dari tekanan-tekanan pihak lainnya (Idependence), kelayakan berita terkait dengan kebenaran dan keakuratannya (Sincerity, Truthfulness, Accuracy), aturan main yang disepakati bersama (Fair Play), dan penuh pertimbangan (Decency). Jadi intinya kebebasan pers sekarang ini dapat dilaksanakan dengan baik, jika kebebasan pers itu diimbangi dengan tanggung jawab dan kode etik sebagai landasan profesi, untuk menghindari ada pemberitaan yang menjurus anarkis.
Dampak media massa dalam sebuah masyarakat membuat persepsi baru bahwa media massa, masyarakat, budaya massa dan budaya tinggi secara simultan saling berhubungan satu sama lain. Corak hubungan faktor-faktor di atas bersifat “interplay”. Tentu saja perubahan makna sosial tersebut juga dipengaruhi oleh perkembangan sosial baru dalam era modernisasi. Dalam proses ini ada beberapa pertimbangan yang perlu dilihat, yaitu:
Pertama, perkembangan media sampai pada satuan kecil masyarakat membuat kita harus membuat sikap baru dan lebih kompleks terhadap terminologi-terminologi sosial tradisional yang diyakini oleh masyarakat.
Kedua, perkembangan media massa baru seperti televisi sempat mengubah persepsi sosial masyarakat karena pengaruhnya yang sedemikian dahsyat. Bahkan dapat dikatakan bahwa televisi mampu menjadi sentra kehidupan sosial meski tidak menutup kemungkinan bahwa media cetak juga tetap mempunyai kekuatan yang cukup signifikan dalam masyarakat.
Ketiga, proses transisi sosial baru yang dialami oleh masyarakat menuntut kita untuk memperbaharui konsep sosial yang sudah ada.
Keempat, Pemahaman tentang ini juga akan mempengaruhi keseluruhan sikap yang diambil dalam proses perkembangan budaya masyarakat itu sendiri. Media massa sendiri dalam masyarakat mempunyai beberapa fungsi atau peran sosial, yaitu fungsi pengawasan sosial, fungsi interpretasi, fungsi transmisi nilai dan fungsi hiburan.
Fungsi pengawasan media adalah fungsi yang khusus menyediakan informasi dan peringatan kepada masyarakat tentang apa saja di lingkungan mereka. Media massa meng-up date pengetahuan dan pemahaman manusia tentang lingkungan sekitarnya.
Fungsi interpretasi adalah fungsi media yang menjadi sarana memproses, menginterpretasikan dan mengkorelasikan seluruh pengetahuan atau hal yang diketahui oleh manusia.
Fungsi transmisi nilai adalah fungsi media untuk menyebarkan nilai, ide dari generasi satu ke generasi yang lain.
Fungsi hiburan adalah fungsi media untuk menghibur manusia. Manusia cenderung untuk melihat dan memahami peristiwa atau pengalaman manusia sebagai sebuah hiburan.Dalam perkembangan selanjutnya, media massa mempunyai fungsi-fungsi baru, yaitu membentuk komunitas dan komunikasi virtual, seperti halnya kelompok internet di dunia maya. Internet dapat dipahami sebagai alat atau media umum yang bisa secara komplet memenuhi fungsi media massa “tua”. Internet bisa menyempurnakan transaksi komersial, menyediakan dukungan sosial dan mengirim jasa pemerintahan.

MACAM-MACAM MEDIA MASSA

   
7. Macam-Macam Media Massa, Memilih Media Massa Dalam Media Jurnalistik
1 Bentuk-bentuk Tulisan di Media Massa
Apakah yang disebut sebagai Artikel? Masyarakat luas, mengangap semua tulisan di media cetak (koran, majalah, tabloid, bulletin, jurnal dan news letter) sebagai artikel. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), artikel disebut sebagai: karya tulis lengkap, misalnya laporan berita atau esai di majalah, surat kabar dsb. Dalam ilmu jusnalistik, artikel adalah salah satu bentuk tulisan non fiksi berisi fakta dan data yang disertai sedikit analisis dan opini dari penulisnya.
Apakah yang disebut sebagai features? Feature sering diartikan sebagai tulisan khas di media massa. Dalam KBBI, entri feature tidak ada. Dalam kamus-kamus bahasa Inggris, feature diartikan sebagai: a distinctive or regular article in a newspaper or magazine. Dalam ilmu jurnalistik, features merupakan salah satu bentuk tulisan non fiksi, dengan karakter human interest yang kuat.
Apakah yang disebut esai? Menurut KBBI, esai adalah karangan prosa yang membahas suatu masalah secara sepintas lalu dari sudut pandang pribadi penulisnya. Menurut kamus Webster’s (essay) adalah: a short literary composition of an analytical, interpretive, or reflective kind, dealing with its subject in a nontechnical, limited, often unsystematic way and, usually, expressive of the author’s outlook and personality. Menurut ilmu jurnalistik, esai adalah tulisan berupa pendapat seseorang tentang suatu permasalahan ditinjau secara subyektif dari berbagai aspek/bidang kehidupan.
Apakah bentuk-bentuk tulisan lain di media massa?
Yang paling banyak dijumpai di koran dan majalah adalah berita (news). Dalam dunia jurnalistik, news dikelompok-kelompokkan lagi menjadi spot news, stright news, interpreted news, interpretative news, news story dll. Selain itu masih ada bentuk-bentuk tulisan lain seperti reportase, information story, info grafis, resensi buku/film, tajuk, resep masakan, daftar harga dll.
Apakah yang disebut sebagai News (berita)? News atau berita adalah bentuk tulisan non fiksi berdasarkan sebuah peristiwa faktual, yang lazim disebut sebagai stright news (berita lempang atau berita langsung). Selain itu masih ada spot news (berita singkat); interpeted news (berita pendapat); interpretative news (berita dengan interpretasi); investigative news (berita penyidikan) dll.
Bentuk tulisan manakah yang paling mungkin untuk ditulis oleh pihak luar (bukan wartawan atau redaksi penerbitan tersebut)? Yang selalu diisi oleh pihak luar adalah artikel, opini dan esai. Yang kadang-kadang juga masih bisa diisi oleh pihak luar adalah feature dan reportase. Namun bentuk tulisan Opini dan Esai lebih sulit dipelajari dibanding dengan artikel. Sementara feature juga lebih mudah dikerjakan oleh bukan wartawan dibanding dengan reportase. Karenanya, bentuk tulisan artikel dan feature paling mudah dan bermanfaat untuk dipelajari oleh kalangan bukan wartawan profesional.
2 Tentang Artikel
Apakah yang disebut sebagai artikel dalam dunia jurnalistik?
Dalam dunia jurnalistik, artikel adalah salah satu bentuk tulisan non fiksi (berdasarkan data dan fakta) dan diberi sedikit analisis serta pendapat oleh penulisnya. Biasanya, artikel hanya menyangkut satu pokok permasalahan, dengan sudut pandang hanya dari satu disiplin ilmu. Teknik yang digunakan umumnya deduktif – induktif atau sebaliknya.
Apakah beda artikel dengan interpretative news? Interpretative news juga merupakan salah satu bentuk tulisan non fiksi yang juga diberi opini oleh penulisnya. Namun kalau sebuah artikel sudah bisa ditulis hanya dengan bahan data dan fakta, maka interpretative news harus berdasarkan peristiwa faktual. Kalau artikel bisa ditulis oleh siapa saja, maka interpretative news biasanya hanya ditulis oleh intern wartawan atau redaktur dari penerbitan bersangkutan.
Apakah beda artikel dengan opini dan kolom? Dalam pengertian sehari-hari, artikel, opini, kolom bahkan juga esai dianggap sama dan bisa saling dipertukarkan tempatnya. Dalam dunia jurnalistik, opini dibedakan dengan artikel karena dalam opini, pendapat pribadi (buah pikiran) si penulis lebih diutamakan. Sementara dalam artikel, pendapat pribadi si penulis biasanya dikemukanan dalam bentuk analisis atau data dan fakta tandingan, yang berbeda dengan data dan fakta yang dijadikan bahan tulisan. Dengan adanya analisis serta data dan fakta tandingan itu, pembaca artikel diharapkan bisa mengambil kesimpulan sendiri. Kolom adalah artikel, opini, esai atau tulisan lain oleh penulis tetap, yang diberi ruang (rubrik) yang tetap pula.
Apakah beda artikel dengan esai? Dalam dunia jurnalistik, esai merupakan bentuk tulisan yang paling sulit. Meskipun dalam KBBI esai hanya disebut sebagai: karangan prosa yang membahas suatu masalah secara sepintas lalu dari sudut pandang pribadi penulisnya. KBBI memang mewakili pendapat umum masyarakat yang menganggap esai sama dengan artikel, opini dan kolom. Padahal esai merupakan artikel yang dalam menganalisis, si penulis mengambil angle dari beberapa disiplin ilmu, dengan subyektifitas yang khas dari penulisnya. Hingga penulis esai yang baik, dituntut untuk memiliki minat serta pengetahuan yang luas, dengan kepribadian yang khas.
Secara konkrit, bagaimanakah biasanya sebuah artikel ditulis?
Artikel paling mudah ditulis dengan metode induksi atau deduksi. Dalam metode induksi, penulis berangkat dari sebuah contoh khusus, misalnya kasus korupsi untuk membuat kesimpulan yang bersifat umum tentang gejala korupsi. Dalam metode deduksi, penulis menggunakan cara kebalikan dari induksi, yakni menggunakan sebuah gejala umum untuk membuat kesimpulan terhadap contoh khusus. Misalnya, penulis menunjukkan bagaimana amburadulnya pengaturan lalulintas di suatu tempat, lalu gejala umum tersebut digunakan untuk menyimpulkan bahwa sebuah contoh kecelakaan lalulintas merupakan akibat dari gejala umum tersebut.
3 Tentang Feature
Apakah yang disebut sebagai feature? Kalau entri artikel sudah masuk dalam KBBI, maka entri feature masih belum ada. Meskipun demikian, di depan telah disebutkan bahwa feature dalam kamus-kamus bahasa Inggris diartikan sebagai tulisan khas (dengan karakter yang kuat) yang dimuat secara reguler di surat kabar atau majalah.
Apakah yang membedakan feature dengan berita (stright news maupun interpreted news) dan artikel? Berita lebih mengutamakan fakta dan data aktual (berdasarkan sebuah peristiwa aktual) yang ditulis secara lempang tanpa opini (stright news); dengan opini dari luar si penulis (intrepreted news) maupun opini dari si penulisnya (interpretative news). Artikel ditulis berdasarkan data dan fakta (belum tentu peristiwa faktual), diberi analisis dan opini (berupa fakta dan data tandingan) dari si penulis. Feature merupakan tulisan berdasarkan data dan fakta peristiwa aktual, namun meterinya diseleksi yang lebih menekankan segi human interest.
Ada berapa jenis featurekah yang selama ini dikenal dalam dunia jurnalistik?
Ada puluhan jenis feature. Mulai dari feature tentang manusia, binatang, tumbuh-tumbuhan, alam, sejarah, anthropologi, luar angkasa, hantu-hantu.
Apakah tema-tema berdasarkan bidang/sektor kehidupan bisa diangkat sebagai feature?
Bisa. Misalnya bidang sosial, politik, budaya, ekonomi dll. Sektornya mulai dari kesenian, pemerintahan, perdagangan dll. Namun dalam mengangkat bidang, sektor maupun komoditas yang lebih konkrit menjadi sebuah feature, penulis akan menekankan segi manusianya, binatangnya, tumbuh-tumbuahnya atau alamnya. Bukan menekankan segi permasalahannya. Hal yang terakhir ini lebih tepat diangkat menjadi artikel atau esai
Secara konkrit, bagaimanakah sebuah feature ditulis? Misalnya ada kecelakaan pesawat terbang. Stright newsnya adalah berita tentang kecelakaan tersebut. Kemudian ada interpreted news dari maskapai penerbangan, pabrik pesawat, aparat perhubungan, pihak keluarga korban dll. mengenai kecelakaan tersebut. Ada lagi artikel dari seorang pakar cuaca yang mengulas kecelakaan tersebut dari aspek buruknya cuaca pada saat peristiwa terjadi. Feature yang bisa ditulis antara lain: 1 Mengenai istri/anak pilot yang menjadi korban; 2 Pacar pramugari yang juga menjadi korban; Petugas SAR yang tanpa kenal lelah membantu mengumpulkan jasad para korban dll. dengan menekankan segi human interestnya.
4 Tentang Esai
Apakah yang disebut esai dalam dunia jurnalistik? Kata kunci pada bentuk tulisan esai adalah adanya faktor analisis, interpretasi, dan refleksi. Karakter esai, umumnya non teknis, non sistematis, dengan karekter dari penulis (unsur subyektifitas) yang menonjol.
Apakah beda esai dengan artikel dan opini? Beda esai dengan artikel dan opini adalah, esai lebih mengutamakan faktor analisis secara individual. Sementara artikel lebih mengutamakan analisis dengan bantuan teori atau disiplin ilmu tertentu. Pada bentuk tulisan opini, pendapat pribadi penulis (bukan analisis) lebih diutamakan.
Benarkah semua penulis artikel dan sasterawan mampu menulis esai?
Pertama-tama tidak semua wartawan dan sasterawan mampu menulis artikel dan feature. Kedua, tidak semua penulis artikel, feature dan sasterawan mampu menulis esai. Hanya sedikit wartawan dan sasterawan yang mampu menjadi penulis esai. Sebab bentuk tulisan ini termasuk yang paling sulit dikuasai. Namun penulis esai, hampir selalu bisa menulis artikel dan feature dengan cukup baik.
Mengapa esai merupakan bentuk tulisan yang paling sulit untuk dikuasai penulis?
Tingkat kesulitan esai, terutama disebabkan oleh karakternya yang non teknis dan non sistematis. Hingga kekuatan esai hanyalah tertumpu pada daya analisis, refleksi dan karakter pribadi si penulis. Karenanya, teknik menulis esai dari seseorang, akan sulit untuk dipelajari dan ditiru oleh penulis lain. Sementara teknik menulis artikel dan feature dari seorang penulis kenamaan, bisa dipelajari dan ditiru oleh penulis pemula.
Bagaimanakah persyaratan agar seseorang bisa menjadi penulis esai yang baik?
Seorang peulis esai, dituntut memiliki tingkat kecerdasan intelektual, emosional dan spiritual di atas rata-rata. Seseorang yang cerdas secara intelektual, lebih cocok untuk menjadi penulis artikel. Mereka yang memiliki tingkat kecerdasan intelektual dan emosional tinggi lebih pas menjadi penulis feature dan opini. Kalau kecerdasan intelektual dan emosional itu ditambah dengan kecerdasan spiritual dan pengetahuan serta wawasan luas, maka dia bisa menjadi penulis esai yang baik.
5 Struktur Berita, Artikel, Feature dan Esai
Apakah yang dimaksud sebagai struktur tulisan dalam dunia jurnalistik?
Yang dimaksud sebagai struktur tulisan dalam dunia jurnalistik adalah susunan, bangunan atau pola dari tulisan tersebut. Misalnya, pada ) terbalikumumnya struktur berita adalah piramida (  (bagian yang runcing berada di bawah).
Mengapa struktur berita berupa piramida terbalik? Piramida terbalik mengibaratkan bahwa bagian yang besar (isinya banyak, penting); berada di bagian atas. Makin ke bawah, bentuk piramida tersebut makin mengecil dan meruncing. Ibaratnya, makin ke bawah volume berita tersebut makin sedikit, sementara isinya juga menjadi kurang penting. Dalam kenyataan, isi sebuah berita sama saja. Misalnya, kalau di bagian atas dalam satu alinea terdiri dari 6 kalimat dan 30 kata, maka di bagian bawah bisa saja satu alinea malahan berisi 8 kalimat dengan 40 kata. Namun, kadar kepentingan dan kepadatannya (variasi informasi yang terkandung di dalamnya), justru lebih sedikit.
Bagaimanakah dengan struktur artikel dan feature? Artikel dan feature tidak berbentuk piramida terbalik melainkan balok  ). Bentuk demikiansama besar yang memanjang dari atas ke bawah (  dimaksudkan untuk menunjukkan bahwa dalam artikel maupun feature, bagian yang paling atas, sama pentingnya dengan yang di tengah maupun yang di bawah.
Bagaimanakah detil komponen struktur artikel dan feature tersebut?
Secara umum, semua tulisan selalu terdiri dari judul (bisa dengan atau tanpa anak judul) , nama penulis (bisa di atas bisa di bawah, bisa tidak ada), summary (ringkasan) atau etalase/intro; lead (kepala tulisan), body dan ending.
Apakah yang dimaksud dengan summary dan lead dalam artikel/feature?
Banyak penulis bahkan redaktur penerbitan yang sulit untuk membedakan antara summary atau etalase atau intro dengan lead atau kepala tulisan. Summary, etalase atau intro, hanya dimaksudkan untuk “daya tarik awal” setelah pembaca melihat judul dan juga foto (dalam feature). Fungsi ini tidak terlalu penting jika dibanding dengan lead atau kepala tulisan. Dalam News, lead memuat sekaligus semua informasi (what, who, when, where, whay dan how = 5 W 1 H) dalam satu alinea. Misalnya: Tadi malam pukul 22.30 WIB (when), telah terjadi kecelakaan lalulintas (what), di jalan tol Jagorawi (where). Kecelakaan tersebut terjadi antara (how) bus penumpang dengan truk gandengan (what). Dalam kecelakaan ini sebanyak 10 orang tewas dan belasan lainnya luka-luka (how). Diduga kecelakaan terjadi karena bus tersebut mengalami pecah ban (why), dst. Dengan hanya membaca lead sebuah berita, seorang pembaca sudah bisa tahu seluruh isi berita secara garis besar, tanpa harus melanjutkan membaca seluruh berita. Dalam artikel dan feature, fungsi lead adalah, untuk membuat pembaca tidak bisa berhenti membaca sebelum tulisan selesai. Hingga fungsi lead tersebut justru untuk memberikan daya tarik, namun harus dibatasi hingga tidak semua informasi tuntas dalam sebuah lead. Karena fungsinya yang demikian penting, lead dalam artikel dan feature sering diibaratkan seperti serve dalam badminton, voley atau tenis.
Bagaimanakah tepatnya struktur sebuah esai? Sebagai sebuah tulisan, esai juga menuntut adanya jusdul, etalase, lead, body dan ending. Namun struktur secara keseluruhan tidak seketat dan sebaku pada artikel dan feature. Justru karena tidak adanya kebakuan tersebut, maka sebuah esai dari penulis kenamaan, sulit untuk dipelajari dan dicontoh oleh penulis pemula. Karakter esai yang non teknis dan non sistematis menjadi kendala untuk membakukan struktur penulisannya.
6 Metode Induktif dan Deduktif dalam Artikel
Data dan fakta merupakan materi yang paling penting dalam sebuah artikel. Sebab tanpa data dan fakta yang kuat, maka artikel akan berubah menjadi opini. Misalnya, ketika terjadi sebuah kecelakaan lalulintas hebat yang menewaskan puluhan siswa SMU, maka seorang penulis artikel yang baik akan segera membuka file tantang kecelakaan lalulintas yang memakan korban cukup banyak, jenis kendaraannya, jumlah korbannya, lokasi dan waktu kejadiannya, penanganannya oleh pihak yang berwajib dll. Dengan data-data tersebut, si penulis artikel bisa membuat analisis sederhana dan menyimpulkan, apakah kecelakaan lalulintas di negeri kita selama sepuluh tahun terakhir ini meningkat atau menurun? Kalau meningkat mengapa? Kalau menurun mengapa? Sebab tekanan utama pada penulisan artikel adalah pada pertanyaan mengapa dan bagaimana..
Metode penulisan ilmiah dengan latar belakang, tujuan, kerangka pikir, permasalahan, pemecahan permasalahan, kesimpulan dan saran dsb, tetap bisa digunakan dalam menulis artikel. Namun dalam mengemukakan latar belakang misalnya, tetap harus digunakan data dan fakta aktual. Misalnya kalau kita menggunakan metode deduktif, kerusakan hutan dan lingkungan yang kita jadikan sebagai latar belakang, harus disertai dengan fakta dan data yang jelas, lengkap dan akurat. Analisis dan opini yang disampaikan pun, harus berupa data. Misalnya, kita bisa mengatakan bahwa perusakan hutan dan alam akan berakibat pada kerusakan seluruh ekosistem seperti telah terjadi di negara A, B dan C. Hingga kita perlu melakukan penghijauan dan reboisasi seperti telah dilakukan oleh negara D, E dan F yang dulu hutannya pernah rusak tetapi pulih kembali.
Human interest bisa diartikan sebagai rasa kemanusiaan. Hingga feature yang disebut sebagai tulisan yang menekankan segi human interest dimaksudkan sebagai tulisan yang menekankan segi yang bisa menyentuh rasa kemanusiaan pembacanya.
Segi human interest dalam sebuah feature, harus benar-benar faktual (berupa fakta nyata) yang melekat pada materi (bahan) tulisan. Keterampilan penulis hanya dituntut untuk menyeleksi dan mengolah bahan-bahan tersebut, hingga ketika telah menjadi tulisan dan disampaikan ke pembaca, akan bisa menyentuh perasaan. Kalau segi human interest tersebut merupakan hasil imajinasi atau keterampilan berpikir si penulis, maka tulisan tersebut merupakan fiksi, bukan feature.
Yang bisa dikatagorikan sebagai human interest antara lain: masalah percintaan; perjalanan/perjuangan hidup manusia, hewan, tumbuhan maupun alam (gunung api, bintang); kelahiran/kematian; penderitaan (misalnya derita TKI yang disiksa majikan di LN); ketabahan/ketegaran dalam menghadapi cobaan/godaan dll.
Kekuatan karakter individu penulis, diperlukan dalam semua bentuk tulisan, mulai dari news, reportase, artikel dan feature. Namun bentuk-bentuk tulisan tersebut memiliki teknik dan sistematika yang jelas. Karenanya, penulis yang tidak terlalu kuat pun, tetap bisa menghasilkan news, reportase, artikel dan feature yang baik. Dalam esai, kekuatan individu lebih diperlukan karena tidak bakunya teknik dan sistematika.
Yang dimaksud sebagai kekuatan individu, terutama adalah faktor tingkat kecerdasan intelektual, emosional dan spiritual yang di atas rata-rata. Namun kekhasan dari masing-masing individu akan sangat menentukan kualitas esai yang dihasilkan. Karakter khas yang kuat ini diperoleh bukan karena faktor teknik melainkan karena muncul dari dalam diri si penulis.
Kekuatan karekter individu, bukan diperoleh dari pendidikan formal, melainkan dari kekayaan pengalaman hidup, bacaan yang luas dan lingkungan pergaulan yang beragam. Meskipun faktor genetik, juga ikut pula mempengaruhi kekuatan karekter individu seseorang. Namun tanpa kekayaan pengalaman, luasnya bacaan dan variasi pergaulan, karakter dasar serta pendidikan formal belum merupakan jaminan kekuatan individu seseorang.
Skil tetap diperlukan dalam penulsan esai, namun hal tersebut bukan merupakan faktor utama. Sebab apabila skil yang diutamakan, maka esai yang dihasilkan justru akan merosot kualitasnya. Sebab esai justru diharapkan tidak dihasilkan sebanyak artikel, feature dan lebih-lebih news.
Esai tidak bisa dibandingkan dengan artikel dan feature, sebab masing-masing memiliki fungsi yang berbeda. Artikel lebih berfungsi untuk mengajak pembaca memahami suatu pokok persoalan. Feature digunakan untuk menggugah rasa human interest pembaca. Sementara esai bermanfaat untuk melakukan refleksi dan perenungan. Meskipun fungsi tiga bentuk tulisan ini berbeda, honorarium yang akan diterima oleh penulisnya sama.

MEDIA MASSA

6. Media Massa   
Media massa adalah alat yang digunakan dalam penyampaian pesan-pesan dari sumber kepada khalayak (menerima) dengan menggunakan alat-alat komunikasi mekanis seperti surat kabar, film, radio, TV (Cangara, 2002). Media massa adalah faktor lingkungan yang mengubah perilaku khalayak melalui proses pelaziman klasik, pelaziman operan atau proses imitasi (belajar sosial). Dua fungsi dari media massa adalah media massa memenuhi kebutuhan akan fantasi dan informasi (Rakhmat, 2001).
Media menampilkan diri sendiri dengan peranan yang diharapkan, dinamika masyarakat akan terbentuk, dimana media adalah pesan. Jenis media massa yaitu media yang berorentasi pada aspek (1) penglihatan (verbal visual) misalnya media cetak, (2) pendengaran (audio) semata-mata (radio, tape recorder), verbal vokal dan (3) pada pendengaran dan penglihatan (televisi, film, video) yang bersifat ferbal visual vokal (Liliweri, 2001).
Effendy (2000), media massa digunakan dalam komunikasi apabila komunikasi berjumlah banyak dan bertempat tinggal jauh. Media massa yang banyak digunakan dalam kehidupan sehari-hari umumnya adalah surat kabar, radio, televisi, dan film bioskop, yang beroperasi dalam bidang informasi, edukasi dan rekreasi, atau dalam istilah lain penerangan, pendidikan, dan hiburan. Keuntungan komunikasi dengan menggunkan media massa adalah bahwa media massa menimbulkan keserempakan artinya suatu pesan dapat diterima oleh komunikan yang jumlah relatif banyak. Jadi untuk menyebarkan informasi, media massa sangat efektif yang dapat mengubah sikap, pendapat dan prilaku komunikasi.

Media massa adalah alat-alat dalam komunikasi yang bisa menyebarkan pesan secara serempak, cepat kepada audience yang luas dan heterogen. Kelebihan media massa dibanding dengan jenis komunikasi lain adalah ia bisa mengatasi hambatan ruang dan waktu. Bahkan media massa mampu menyebarkan pesan hampir seketika pada waktu yang tak terbatas (Nurudin, 2007).

Media massa memberikan informasi tentang perubahan, bagaimana hal itu bekerja dan hasil yang dicapai atau yang akan dicapai. Fungsi utama media massa adalah untuk memberikan informasi pada kepentingan yang menyebarluas dan mengiklankan produk. Ciri khas dari media massa yaitu tidak ditujukan pada kontak perseorangan, mudah didapatkan, isi merupakan hal umum dan merupakan komunikasi satu arah. Peran utama yang diharapkan dihubungkan dengan perubahan adalah sebagai pengetahuan pertama. Media massa merupakan jenis sumber informasi yang disenangi oleh petani pada tahap kesadaran dan minat dalam proses adopsi inovasi (Fauziahardiyani, 2009).
Saat ini kita mengenal media massa cetak, media massa radio, media massa film (bioskup), media massa televisi, kantor berita, media massa luar ruang (poster, spanduk, billboard, balon) dan multi media (internet/web site).
 Media massa yang paling berpengaruh saat ini adalah televisi. Sebab daya jangkau televisi sangat luas, serentak dan cepat. Nomor dua media massa cetak. Media massa radio pernah berperan sangat besar pada waktu perang dunia I maupun II. Sebab pada saat itu media televisi belum berkembang seperti sekarang. Media kantor berita biasanya hanya berbentuk buletin atau kalau sekarang berupa web site. Fokus kantor berita internasional saat ini adalah fotografi.
Apakah yang membedakan media massa cetak dengan buku? Media massa cetak diterbitkan secara periodik, dengan nama penerbitan sama, diberi nomor serta tanggal terbit dan memuat isi yang bersifat faktual. Sementara buku tidak terbit secara periodik dan memuat isi yang tidak bersifat faktual.
Periodisasi terbitnya media massa cetak pada umumnya adalah: harian, mingguan, dua mingguan, bulanan, dua bulanan, tiga bulanan, empat bulanan, tengah tahunan dan tahunan. Media massa yang terbit harian, umumnya koran. Sementara yang terbitnya dua bulanan sampai setahun sekali umumnya jurnal. Periodisasi yang paling banyak digunakan, selain harian adalah mingguan dan bulanan. Biasanya tabloid dan majalah menggunakan pola terbit mingguan dan bulanan.
Media massa cetak dibuat dengan cara mencari dan mengumpulkan bahan, baik bahan tertulis, gambar dan foto. Pekerjaan ini dilakukan oleh para wartawan. Bahan itu diolah menjadi tulisan oleh redaksi, untuk selanjutnya ditata dalam halaman-halaman penerbitan, dibuat film dan plate lalu dicetak, untuk majalah harus dijilid dan kemudian diedarkan. Baik secara cuma-cuma maupun dijual.
Media massa cetak diedarkan secara cuma-cuma oleh lembaga kenegaraan/pemerintahan, keagamaan, perusahaan dll. Media massa cetak yang diedarkan secara komersial, bisa dijual di agen koran/majalah (di lapak), dijual para pengasong di jalan raya, di toko buku dan dilanggan oleh konsumen. Pelanggan bisa menerima penerbitan media massa melalui jasa pos, hantaran atau loper yang dipekerjakan oleh agen.
Media massa cetak non komersial, dibiayai oleh anggaran lembaga yang menerbitkannya, karena akan diedarkan secara cuma-cuma. Media massa cetak komersial, dibiayai dari penjualan media massa tersebut, uang langganan dan jasa penjualan halaman untuk dipasangi iklan. Ada pula pemasukan dari advertorial (iklan dalam bentuk artikel). Media massa tertentu, juga memperoleh pendapatan dari produk pendukungnya (barang promosi). Bahkan kadang-kadang produk pendukung ini justru bisa mendatangkan pemasukan lebih tinggi.
Sebelum tahun 1998, penerbitan media massa cetak memerlukan ijin khusus yang pengurusannya sangat rumit dan berbelit serta memerlukan dana besar. Hingga pada waktu itu SIUPP (Surat Ijin Usaha Penerbitan Pers) memiliki nilai komersial yang sangat tinggi. Setelah tahun 1998, penerbitan media massa cetak bisa dilakukan dengan bebas oleh siapa saja.
Wartawan, jurnalis atau reporter adalah profesi untuk memperoleh informasi dengan mendatangi sumbernya. Istilah yang dipergunakan untuk melakukan pekerjaan ini adalah meliput. Hasil liputan para wartawan, akan ditulis dan diserahkan ke redaktur untuk diseleksi, diolah lagi dan disajikan dalam bentuk tulisan di media cetak, siaran radio atau televisi. Penulis/wartawan lepas (free lance) adalah penulis berita, reportase, artikel, feature dan bentuk tulisan lain yang tidak terikat (bekerja) di satu lembaga. Penulis/wartawan lepas bisa bekerja di rumah masing-masing dan mengirimkan hasil tulisannya ke media manapun.
Sesuai dengan medianya, ada wartawan media massa cetak (koran, tabloid, majalah); wartawan radio, wartawan televisi dan wartawan kantor berita. Kalau dilihat dari jenis pekerjaannya ada wartawan biasa yang pekerjaannya menulis berita dan ada wartawan foto yang pekerjaannya memotret. Dengan berkembangnya media televisi, kemudian dikenal pula reporter yang pekerjaannya mewawancarai sumber berita dan cameraman yang tugasnya mengambil gambar audio visual dari peristiwa atau sumber. Dilihat dari prestasinya, ada wartawan biasa dan ada pula wartawan senior. Yang disebut wartawan senior, bukan mereka yang sudah menggeluti profesi kewartawanan cukup lama atau usianya sudah tua, melainkan yang mampu mencapai prestasi kerja kewartawanan dan diakui oleh masyarakat.
Wartawan adalah pemburu informasi di lapangan, sementara redaktur adalah juru masak yang memberi order peliputan, mengumpulkan hasil liputan dan mengolahnya menjadi tulisan. Di koran-koran besar, wartawan dikelompokkan sesuai dengan rubrik yang ditangani. Misalnya wartawan ekonomi, politik, olahraga, budaya dll. Masing-masing rubrik dikepalai oleh redaktur yang disebut desk.
Pemimpin redaksi adalah pemegang kekuasaan tertinggi di bagian redaksi sebuah media massa. Pekerjaan utamanya adalah membuat kebijakan dan meneruskannya ke redaktur pelaksana untuk diaplikasikan pada kegiatan sehari-hari. Di koran besar, redaktur pelaksana memimpin desk yang masing-masing dibantu oleh wartawan rubrik. Selain itu ada wartawan non desk yang biasanya langsung berada di bawah redaktur pelaksana atau pemimpin redaksi. Redaktur pracetak adalah redaksi yang pekerjaannya menangani lay out penerbitan pers termasuk segi artistiknya. Di koran-koran pagi biasanya juga dikenal istilah redaktur malam. Yakni redaksi yang bertugas pada malam hari sebelum batas deadline koran untuk naik cetak. Sekretaris redaksi adalah kepala rumahtangga redaksi. Urusannya mulai dari administrasi naskah, uang transpor, honor, kegiatan rapat dll. Sekretaris redaksi bertanggungjawab langsung kepada pemimpin redaksi.
Wartawan dan redaksi adalah jenis pekerjaan yang berbeda. Wartawan adalah jenjang profesi. Sama dengan dosen, dokter, pengacara dll. yang jenjangnya sangat tergantung dari keahlian dan prestasinya dalam menjalankan profesi. Sementara redaktur (desk), redaktur pelaksana, pemimpin redaksi, redaktur pracetak dan sekretaris redaksi berikut para wakilnya adalah jenjang struktural. Hingga bisa saja penghasilan seorang wartawan senior dalam satu perusahaan pers, lebih tinggi dari redaktur bahkan redaktur pelaksananya. Sama halnya dengan di rumah sakit atau perguruan tinggi, yang gaji dokter spesialis atau guru besarnya lebih tinggi dari kepala bagian atau kepala jurusan.
Caranya harus dengan menulis berita, hasil reportase, artikel feature atau bentuk tulisan lain dan mengirimkannya ke media massa. Semakin sering karya seseorang dimuat media massa, maka kredibilitasnya akan semakin baik. Namun yang bisa benar-benar menjadi wartawan/penulis lepas, dalam arti hidup dari honorarium menulis, hanyalah mereka yang sudah mampu meraih status sebagai wartawan senior.

ILMU JURNALISTIK BERKEMBANG

5. Kapan Ilmu Jurnalistik Berkembang
Ilmu jurnalistik berkembang sejak abad XV, bersamaan dengan diketemukannya mesin cetak oleh Johann Gutenberg dari Jerman. Sejak itu berkembanglah penerbitan buku. Selain buku juga terbit media berkala secara periodik dan dicetak massal untuk dijual ke masyarakat luas. Bersamaan dengan berkembangnya media massa cetak, berkembang pulalah ilmu jurnalistik.

KAPAN JURNALISTIK MULAI DITULIS

Kapan Karya Jurnalistik Mulai Ditulis
Karya jurnalistik mulai dibuat sejak jaman Mesir Kuno, yakni ketika kultur manusia mengenal peradaban menulis. Bentuk tulisan yang pertama berkembang adalah reportase (to report = melaporkan). Peninggalan karya jurnalistik tertua (1.500 SM), berupa manuskrip berhuruf hieroglyph di atas daun papyrus (paper = kertas) dan relief dinding batu di salah satu kuil di Mesir
Isi manuskrip adalah perjalanan seorang Raja Mesir (Fira’un) untuk menaklukkan kota Megido (sekarang Lebanon). Pada jaman Julius Caesar (Romawi, 100 – 44 SM), laporan pandangan mata dari medan perang ditulis dan dipasang secara periodik di papan pengumuman di kota. Menuliskan hasil perjalanan, juga dilakukan oleh para “jurnalis” Cina kuno yang berlayar bersama para pedagang dan penyebar agama Budha.