Minggu, 03 Juni 2012

FUNGSI DAN PERAN KRITIK SASTRA


BAB II
FUNGSI DAN PERAN KRITIK SASTRA

  1. Fungsi Kritik Sastra
Jika kita lihat pengertiannya, kritik sastra melakukan penilaian terhadap sebuah karya sastra dengan mempertimbangkan baik buruknya karya sastra dari berbagai aspek kepengarangan serta menyandarkan diri pada suatu teori sastra tertentu.[3] Secara garis besar dapat kita katakan bahwa kritik sastra mempunyai fungsi sebagai media penghantar antara sastrawan atau pencipta karya sastra dan penikmat sastra untuk memahami karya sastra itu sendiri. Baik atau buruknya sebuah karya sastra akan diketahui melalui kritik sastra, dimana seorang kritikus bertugas menerangkan teknik dan arti karya sastra. Suatu karya sastra yang belum atau sulit difahami belum tentu tidak mengandung isi sama sekali, melainkan disebabkan oleh idiom yang berbeda, realitas sosial, dan munculnya pembaharuan yang tidak langsung dapat diterima tetapi membutuhkan waktu dan proses.[4]
Tentang peranan dan fungsi kritik sastra dapat diketahui melalui pemahaman tentang hakekat perbuatan penciptaan kritik sastra serta manfaatnya bagi pembaca dalam membantu memahami suatu karya sastra.[5] Kritik sastra berfungsi sebagai sarana penghubung antara karya sastra dengan masyarakat penikmat karya sastra.[6] Tak terlepas dari kepentingan kritik sastra sendiri, yaitu untuk penerangan bagi masyarakat selain untuk mendukung perkembangan kesusastraan sendiri. Kritik sastra juga berfungsi sebagai guide pembaca dalam menikmati karya sastra di samping sebagai pendorong kepada sastrawan terutama sastrawan muda yang baru mulai mengembangkan bakatnya.
Pada intinya, kritik sastra memiliki tiga fungsi, yaitu:
  1. Kritik sastra berguna bagi keilmuan sastra sendiri.
  2. Kritik sastra berguna bagi perkembangan kesusastraan.
  3. Kritik sastra berguan bagi masyarakat umum dimana kritik sastra memberikan penjelasan tentang karya sastra.
Kritik sastra sebagai suatu karya seorang kritikus juga memiliki fungsi sebagai pembina tradisi kultural. Untuk memenuhi fungsi kritik sastra, beberapa syarat yang harus diperhatikan, antara lain:
1)      Harus berupaya membangun dan menaikkan tingkat kehidupan sastra;
2)      Dijalankan secara objektif tanpa prasangka, dalam arti dengan jujur mengatakan yang mana yang baik dan yang buruk;
3)      Mampu memperbaiki cara berfikir, cara hidup, dan cara berkarya seorang sastrawan;
4)      Dapat menyesuaikan diri dengan lingkup kebudayaan dan aturan nilai yang berlaku serta memiliki rasa cinta dan tanggung jawab terhadap pembinaan kebudayaan dan aturan nilai yang benar;
5)      Dapat memberikan rangsangan kepada pembaca agar berpikir kritis dan dapat meningkatkan kemampuan penilaian dan penghargaan masyarakat terhadap karya sastra.
Sebagaimana telah dijelaskan di awal bahwa kritik sastra berfungsi memberikan penilaian atas baik buruknya sebuah karya sastra. Penilaian ini dilakukan dengan alasan-alasan tertentu, tidak hanya berdasarkan ketentuan yang diberikan oleh seorang kritikus.
Kritik sastra yang berfungsi mendidik pembaca untuk menghargai karya sastra yang memiliki nilai yang berkualitas. Kebanyakan pembaca telah memiliki jiwa kritis setelah menikmati sebuah karya sastra, akan tetapi beberapa hal yang menjadi kendala dalam menuliskan kritikan tersebut diantaranya; perlu memiliki konsep atau teori sastra. Meskipun konsep ini dapat dipelajari, namun banyak orang yang senang melakukan kritik sastra secara terbuka (lisan). Perlu memiliki kemampuan menulis, tersedianya media massa atau penerbitan, dan perlunya berkembang tradisi dalam mengkritik sastra.
Konsep tentang satra berhubungan dengan penilain karya sastra berupa nilai baik atau buruk dan indah atau tidak indah. Kemampuan menulis mewujudkan kritikan itu. Karena melalui tulisan itulah pembaca dapat membuktikan bahwa ia telah melakukan proses kritik sastra. Media penerbit diperlukan baik secara sederhana maupun kompleks.[7] Terbitan sederhana berupa stensil, sedangkan secara kompleks berupa surat kabar, majalah, buku, dan lain sebagainya yang memerlukan proses yang begitu rumit. Sedangkan mentradisikan kritik sastra merupakan kebiasaan masyarakat sastra dalam menaruh perhatian terhadap karya sastra sehingga masyarakat mengakui bahwa kritik sastra memiliki manfaat yang sangat besar.
1. Fungsi Kritik Sastra Bagi Keilmuan Sastra.
Dalam menilai sebuah karya sastra, seorang kritikus perlu dah harus menggunakan kritik sastra sebagai dasar hukumnya. Akan tetapi, kritik sastra tidak hanya menilai tetapi juga menganalisis dan dan hal lain sebagainya yang termasuk di dalamnya adalah pendefinisian, penggolongan, pengkiasan, penguraian, dan penilian (evaluasi).
Kritik sastra berusaha menguraikan unsur-unsur karya sastra berdasarkan teori sastra. Apakah bernilai atau tidak. Memiliki kualitas seni atau tidak. Kemudian mempertimbangkan seluruh penilaian yang menjadi kesatuan erat, barulah seorang kritikus menentukan karya sastra itu bernilai tinggi, sedang, kurang, atau tidak bernilai.

2. Fungsi Kritik Sastra Bagi Perkembangan Kesusastraan.
Dalam menilai sebuah karya sastra, kritik menjelaskan tentang diantaranya penggunaan bunyi, gaya bahasa, dan sebagainya juga diuraikan pikiran lain di luar unsur karya sastra, yaitu nilai psikologi (jiwa), pandangan hidup, dan filsafat.
Dengan melakukan perbandingan dengan karya sastra lain yang sudah memiliki nilai sastra yang tinggi, sebuah karya sastra dibandingkan dalam penilaiannya. Beberapa hal ini secara signifikan mampu mendorong sastrawan yang sudah mumpuni ataupun sastrawan muda untuk meningkatkan mutu karyanya sehingga disinilah letak perkembangan karya sastra dengan banyak bermunculan karya-karya yang baru dan inovatif.
3. Fungsi Kritik Sastra Bagi Masyarakat.
Masyarakat umum dan masyarakat sastra yang dalam hal ini termasuk ahli teori sastra, ahli sejarah sastra, kritikus sastra, dan penikmat sastra (pembaca) dapat mengetahui nilai sebuah karya sastra melalui kritik sastra. Kritik sastra dapat memberikan jawaban atas pertanyaan yang mungkin timbul dari diri pembaca setelah menikmati sebuah karya sastra.[8]
Khususnya masyarakat umum yang tidak mengetahui dan menguasai teori sastra, kritik sastra berfungsi dan berperan sebagai mediator antara pembaca dan karya sastra dimana kritik sastra menjelaskan secara keseluruhan hal-hal yang bersangkutan dengan karya sastra tersebut. Selain itu kritik sastra juga secara tidak langsung menggugah pembaca untuk menjadi seorang kritikus meskipun kritikannya tidak berupa tuliasan ilmiah ataupun hanya sebuah resensi. Pengetahuan pembaca yang bertambah tentang teori sastra dengan tidak langsung pembaca akan mengungkapkan “karya ini baik” dan “karya ini buruk”.
Kritik sastra berguna memberikan bahan-bahan dalam penyusunan sejarah sastra ataupun teori sastra. Apabila kita simpulkan secara sederhana, kritik sastra memiliki fungsi sebagai berikut:
2)      Mendudukan persoalan yang muncul dan menjawab pertanyaan yang timbul setelah menikmati karya sastra yang dilakukan dengan menafsirkan, menganalisis, dan mengevaluasi (memberikan penilaian) terhadap karya sastra berdasarkan teori dan sejarah sastra.
3)      Menjadi media konduksi antara karya sastra dengan masyarakat penikmat sastra berupa pemberian motivasi kepada penikmat sastra untuk secara tidak langsung menjadi seorang kritikus sastra.
4)      Menjadi guide pembaca dalam menikmati sebuah karya sastra yang baik dan karya sastra yang tidak baik, yang asli dan tidak asli.
5)      Menjadi pengarah atau pembimbing dengan memberikan pendapat atau pertimbangan bagi sastrawan muda atau pengarang pemula untuk meningkatkan kualitas karya sastranya.
6)      Mematangkan pemikiran ataupun ide bagi pengarang yang telah banyak berkarya dan banyak mendapat impuls dari kritik sastra.
7)      Menjadi media untuk membangkitkan emosi yang baik terhadap karya-karya pengarang tertentu.
8)      Memberikan sumbangan pendapat atau bahan-bahan bagi penyusunan atau pengembangan teori sastra dan sejarah sastra.
  1. Peran Kritik Sastra
Karya sastra sebagai karya seni menghendaki penilaian yang bermutu seni. Disinilah kritik sastra berperan memberikan nilai tinggi rendahya karya tersebut. Peran kritik sastra sangatlah besar dalam perkembangan kesusastraan terutama dalam perkembangan ilmu lainnya, karena kritik sastra memberikan niali kepada sebuah karya sastra yang mengambil dari beberapa ilmu di antaranya, filsafat, ilmu sosial, politik, dan sebagainya. Selain kritik sastra memberikan penilaian yang berdasarkan hakikat sastra dan hukum-hukum objektif. Seorang kritikus memerlukan pengetahuan lain selain teori sastra, sejarah sastra dan kritik sastra itu sendiri. Sehingga, perkembangan sastra ini diikuti berkembangnya pula pengetahuan yang lain seperti ilmu sosial, psikologi, filsafat, etika, agama bahkan ilmu eksak sekalipun dan ilmu lain sebagainya.
Fungsi dan peran kritik sastra tidak dapat dibedakan secara jelas. Seperti dalam fungsi kritik sastra yang telah dijelaskan di atas, kritik sastra juga memegang peranan penting dalam penyusunan sejarah sastra ataupun teori sastra.[9] Seperti menyusun perkembangan penggunaan unsur bunyi, kombinasi kata, gaya kalimat, gaya bahasa, diksi, dan lain-lain. Sama halnya dengan pikiran yang dikemukakan oleh seorang sastrawan yang berisi ajaran filsafat, pandangan hidup dan lain sebagainya.
Peran yang paling utama dalam kesusastraan adalah berkembangnya penyusunan teori sastra sehingga unsur-unsur kesusastraan dan unsur-unsur karya sastra tetap terjaga dan mengalami peningkatan baik secara kuantitif maupun kualitatif dengan angka yang cukup signifikan.
Pada dasarnya, seorang kritikus yang bertanggung jawab memiliki tiga peran, yaitu[10]:
1.      Menjalankan disiplin pribadinya sebagai jawaban terhadap karya sastra tertentu. Berbeda dengan estetikus, seorang kritikus sastra adalah orang yang terlatih dan mampu memisahkan antara hal yang bersifat emosional dan hal yang rasional.
2.      Bertindak sebagai pendidik yang berupaya membina dan mengembangkan kejiwaan suatu masyarakat.
3.      Bertindak sebagai hakim yang bijaksana yang dapat membangkitkan kesadaran serta menghidupkan nurani, akal budi, intelektual, dan perasaan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar