Jumat, 15 Juni 2012

TEMPAT BELAJAR JURNALISTIK

3. Tempat Belajar Jurnalistik
Secara formal, ilmu jurnalistik bisa dipelajari di perguruan tinggi negeri maupun swasta, melalui program diploma, strata 1, 2 (magister) dan 3 (Phd. / Dr.) Umumnya jurnalistik hanya menjadi Satuan Mata Kuliah (SKS) dari jurusan publisistik di Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP). Namun ada beberapa perguruan tinggi, yang menjadikan jurnalistik sebagai salah satu jurusan di Fakultas Publisistik, bersamaan dengan Advertising dan Public Relation (PR = kehumasan).
Jurnalistik merupakan kegiatan untuk menyiapkan (mengumpulkan segala informasi dari narasumber), mendapatkan informasi, menulis dan mengedit untuk surat kabar, majalah, atau terbitan berkala lainnya. (Assegaff Dza’far Husain, 1983)
Jurnalistik juga memilki bentuk tertentu, dan bentuk jurnalistik itu terbagi dalam 4 macam :
    Jurnalistik media cetak
    Jurnalistik Elektronik Auditif (Radio)
    Jurnalistik Elektronik Audio visual (TV)
    Jurnalistik Internet
Produk yang dihasilkan dari jurnalistik ada yang berupa berita (news/feature), opini, atau iklan. Berita (news) juga terbagi dalam beberapa kategori :
    Berita langsung (straight news)
    Berita menyeluruh (comprehensif news)
    Berita mendalam (depth news)
    Pelaporan mendalam (depth reporting)
    Berita penyelidikan (investigative news)
    Berita khas bercerita (feature news)
    Berita gambar (photo)
Sebelum memberitakan sesuatu, pastinya seorang jurnalis terlebih dahulu harus menyusun beberapa pertanyaan tentang peristiwa yang akan diberitakan olehnya. Menentukan narasumber dan mengajukan pertanyaan kepadanya untuk mendapatkan informasi. Apabila ada beberapa orang narasumber, maka baiknya pertanyaan yang diajukan pun harus berbeda, dengan memilah dan memilih pertanyaan mana yang cocok untuk diajukan pada narasumber A dan mana yang tidak.
Dalam mengajukan pertanyaan, seorang jurnalis harus kreatif dan penuh dengan trik. Jika narasumber menjawab pertanyaan tidak sesuai dengan yang kita harapkan, maka kita harus memberikan pertanyaan-pertanyaan lain yang lebih kreatif dan mengarah pada jawaban yang kita harapkan. Dan jangan menggunakan pertanyaan yang mungkin akan menyinggung perasaan narasumber.
Berbicara jurnalistik juga pasti akan berkaitan dengan wawancara. Karena dari wawancara itu pula seorang jurnalis akan mendapatkan berita atau informasi yang diinginkan.
Sebelum wawancara dilakukan, ada baiknya seorang jurnalis menyusun terlebih dahulu pertanyaan apa saja yang nantinya akan diajukan pada narasumber, memilih narasumber yang tepat, dan juga yang paling penting adalah menyiapkan buku catatan, bolpoint, alat perekam, dan kamera. Setelah menentukan narasumber, langkah berikutnya adalah membuat perjanjian dengan narasumber dan memberikan daftar pertanyaan kepadanya, agar narasumber juga mempunyai persiapan untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan yang akan kita ajukan nantinya.
Seorang jurnalis yang akan melakukan wawancara dengan narasumber, harus datang tepat waktu ke tempat yang telah disepakati antara jurnalis dan narasumber. Jurnalis juga harus memperkenalkan diri terlebih dahulu sebelum memulai wawancara.
 Sikap-sikap lain yang juga harus diperhatikan oleh jurnalis saat melakukan wawancara diantaranya adalah :
    Harus bisa menyesuaikan diri dengan lingkungan ketika berbicara ( menjaga sopan santun )
     Jangan terburu-buru mengajukan/melafalkan pertanyaan.
    Sebagai penanya, jurnalis harus menjadi pendengar yang baik (konsentrasi).
    Hindari sikap menggurui terhadap narasumber.
    Selalu siap dengan pertanyaan-pertanyaan susulan.
    Upayakan pertanyaan tidak menyimpang dengan topik yang kita gali.
Selanjutnya saya melanjutkan studi saya untuk mengambil gelar Sarjana (S1) di jurusan jurnalistik, Fikom Unpad. Sama halnya dengan broadcasting, saya mendapatkan pengalaman yang luar biasa disini. Saya banyak mempelajari segala hal tentang dunia jurnalistik, Teori juga praktik. Misalnya seperti mempelajari bahasa jurnalistik, bagaimana membuat feature yang bernilai dan enak untuk dibaca dan bagaimana membuat pelaporan mendalam.
Selain itu yang juga menyenangkan adalah praktik jurnalisme foto dimana melatih kami menjadi seorang wartawan foto yang peka terhadap keadaan sekitar sehingga mendapatkan hasil foto jurnalistik yang bernilai, kami  juga memepelajari hukum etika pers yang kami jadikan pedoman dalam proses jurnalistik.
Ada juga beberapa kegiatan yang difasilitasi pihak kampus, yaitu studi tour ke sejumlah media massa.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar