Minggu, 03 Juni 2012

JURNALISTIK


                                    MENULIS PARAGRAF JURNALISTIK
A.     ARTI  DAN  DEFENISI   PARAGRAF  JURNALISTIK

1.Pengertian paragraf jurnalistik

            Menurut  pakar bahasa Djago Tarigan,tidak ada ukuran yang definitif berapa sebaiknya panjang paragraf.Ada orang  yang berpendapat panjang pendeknya suatu paragraf tergantung  pada latar belakang pembaca,dan sifat atau karateristik media.Latar belakang atau keadaan pembaca menentukan panjangnya paragraf.Bacaan bagi anak-anak sebaiknya menggunakan paragraf dan kalimat-kalimat yang pendek-pendek,serta kata-kata yang sesuai dengan perkembangan jiwa mereka.tetapi bagi orang dewasa dapat digunakan paragraf yang lebih panjang.
            Sifat atau karateristik  media  pun mempunyai  tuntutan tersendiri terhadap panjangnya paragraf.Surat kabar cenderung pendek-pendek paragrafnya .Sedangkan majalah lebih panjang.
            Dalam  bahasa jurnalistik,sangat  dihindari  penggunaan paragraf-paragraf panjang .terdapat dua alasan  dan  pertimbngan  mengapa  bahasa  jurnalistik lebih menyukai paragraf-paragraf  pendek  yang  rata-rata  terdiri  atas  3-5  baris saja. pertama  alasan  filosofis,bahasa  jurnalistik  harus  disajikan  secara  sederhana  dan  ringkas  karena  khayalak  media  massa  sangat hetoregen  serta  berada  dalam  sifat  ketergesa-gesaan.sedangkan  alasan  teknis,bahasa  jurnalistik  disajikan  dalam ruang  lajur-lajur  kolom  yang  sangat  pendek  dan  sempit.

2. Defenisi  paragraf  jurnalistik

            Pakar  bahasa  Djago Tarigan  medefinisikan paragraf  sebagai  berikut: paragraf  adalah  seperangkat  kalimat  tersusun  logis-sistematis  yang  merupakan  satu kesatuan  ekspresi pikiran  yang  relevan  dan  mendukung  pikiran  pokok  yang  tersirat  dalam  keseluruhan  karangan (Tarigan.1981 :11). Sedangkan  guru  bahasa  Gorsy Keraf  menjelaskan ,paragraf  atau  alinea tidak  lain dari suatu kesatuan  pikiran,suatu  kesatuan  yang  lebih  tinggi  atau  lebih  luas  dari  kalimat. Ia merupakan  himpunan dari  dari  kalimat-kalimat  yang  bertalian  dalam  suatu  rangkaian  untuk  membentuk  sebuah  gagasan.Dalam  alinea itu  gagasan  tadi  menjadi  jelas  oleh  uraian-uraian  tambahan,yang  maksudnya  tidak  lain  untuk  menampilkan  pokok  pikiran  tersebut  secara  lebih  jelas. Melalui  alinea-alinea  kita  mendapat  suatu  efek  lain,yaitu kita  bisa   membedakan  dimana suatu  tema  mulai  dan  berakhir (Keras,2000;6).
            Paragraf  jurnalistik  berada  dalam  ruang  lingkup  serta  tunduk  kepada  kaidah  bahasa  jurnalistik.Jika  suatu  paragraf  mengandung  unsur  materi  jurnalistik,misalnya tajuk  rencana,karikatur,pojok,artikel,kolom,berita,teks foto  berita,wawancara,feature,maka paragraf  itu disebut  paragraf jurnalistk.

            Dengan  merajuk  kepada  definisi  Djago  Tarigan  tentang  paragraf,maka  dalam  buku ini mendenifisikan  paragraf  jurnalistik  sebagai  berikut: paragraf  jurnalistik  adalah  seperangkat  kalimat  tersusun  logis-sistematis yang  merupakan  satu  kesatuan  ekspresi  pikiran  yang  relevan  dan  mendukung  pikiran  pokok  yang  tersirat  dalam  keseluruhan  paparan  materi  jurnalistik  tertentu.


B.KARATERISTIK  PARAGRAF  JURNALISTIK


            Ada  lima  ciri  atau  karateristik paragraf:
1.      Memiliki  satu  ide  pokok
Paragraf  jurnalistik  yang  baik  hanya  memiliki satu  gagasan  pokok  dalam  keseluruhan  kalimat.gagasan  pokok  itu  ditempatkan pada  awal  paragraf,bisa  pada akhir  paragraf  ,tetapi  sedikit  sekali  ditempatkan  pada  tengah  paragraf. Menurut  kaidah  tata  bahasa,gagasan  pokok  yang  ditempatkan  pada  awal  paragraf  disebut  paragraf  deduktif.sedangkan  gagasan  pokok  yang ditempatkan  pada  akhir  paragraf  disebut  paragraf  induktif.
2.      Dibangun  oleh  sejumlah  kalimat
Tidak  ada  ketentuan  baku,apakah  paragraf  jurnalistik yang  baik  harus  terdiri  atas  satu  kalimat,dua-tiga  kalimat,empat-lima  kalimat,enem-tujuh  kalimat,atau  lebih.panjang-pendeknya  paragraf  ditentukan  oleh  pertimbangan  latar belakang  pembaca  dan faktor  sifat-sifat  media  yang  dipilih.

3.      Kesatuan  ekspresi  pikiran
Ada  pakar  bahasa  yang  mengatakan,sebuah kalimat  hanya   memunculkan  satu  ide  pokok  atau  satu  gagasan  pikiran. Karena  baru  sebatas  gagasan  saja  atau  satu  ide,maka  kalimat  tidak  dapat  digolongkan  kedalam  apa  yang  di  sebut  wacana. Menurut  para  pakar bahasa,paragraf   sesungguhnya  merupakan  satuan  terkecil  dari  sebuah  wacana. Disebut  satuan  kecil,  karena  pada  paragraf  sudah  terdapat  adanya  satu  kesatuan  ekspresi  pikiran  dan  perasaan  mengenai  gagasan  sentral  apa  yang  ingin  disampaikan  penulis  atau  jurnalis  kepada  khayalak  pembaca,pendengar,atau  pemirsa.
4.      Kesatuan  koheren  dan  padat
Sebuah  paragraf  jurnalis  disebut  padat  apabila  memuat  banyak  informasi. Sebuah  informasi  jurnalistik  yang  panjang,tidak  dengan  sendirinya  merupakan  paragraf  padat.  Bahasa  jurnalistik  mengutamakan  paragraf  singkat  dan  padat  dari  pada  paragraf  panjang  tetpi  sesungguhnya  tidak padat  atau  miskin  informasi
5.      Logis  dan  sistematis
Paragraf  jurnalistik  yang  baik,disusun  secara  tertib,teratur,dan  merujuk  kepada  kaidah  logika. Artinya  bentuk  dan  makna  paragraf  itu  dapat  diterima  oleh  pertimbangan  akal  sehat  (common sense).  Kalimat  ombak  itu  tewas  setelah  menelan  gulungan  artis  laut   sinetron  pangadaran,kecuali  tidak  disusun  secara  sistematis  menurut  kaidah  bahasa,juga  sangat  tidak  logis.


C. FUNGSI  PARAGRAF  JURNALISTIK


            Fungsi  paragraf  jurnalisti  yatu:
1.      Penampung  ide  pokok
Fungsi  paragraf  jurnalistik,secara  teknis  ialah  menampung  ide  pokok  yang  hendak  disampaikan  penulis  atau  jurnalis  dan  satuan-satuan  paragraf  pada  karya-karya  jurnalistik  yang  ditulis  dan  disajikanya  dalam  media  masa.
2.      Memudahkan  pemahan  jalan  pikiran
Kita  dapat  mengetahui  jalan  pikiran  penulis  atau  jurnalis,dengan  cara  menyimak  kata  demi  kata,dan  kalimat  demi  kalimatyang  terdapat  dalam  satuan-kesatuan  paragraf  pada  karya-karya  jurnalistik  yang  ditulis  dan  disajikannya  dalam  media  masa.
3.      Melahirkan  jalan  pikiran  sistematis
Jurnalis  atau  penulis  yang  menulis  untuk  media massa,harus  mampu  melahirkan  karya-karya  jurnalistik  bermutu  tinggi. Karya  jurnalisti  yang  bermutu  tinggi  antara  lain  dapat  dilihat  dan  diperiksa  pada  jalan  pikiran  yang  muncul  pada  setiap  kalimat  dan  paragraf  jurnalistik  yang  ditulisnya.
Paragraf  pola  deduktif adalah  paragraf  yang  didahului  dengan  kalimat  pokok,kemudian  disusul  dengan  kalimat  pengembang  dan  penjelas. Paragraf  pola  induktif  paragraf  yang dimulai  dengan  kalimat  penjelas  dilanjutkan  dengan  kalimat  pengembang  dan  kalimat  penegas.
4.      Mengarahkan  pembaca  ikut  alur  penulis
Seorang  penulis  atau  jurnalis yang  baik,akan mengarahkan,memadu,sekaligus mengikat dan perasaan pembaca,pendengar,atau pemirsanya untuk hanya mengikuti jejak langkahnya.



              D. UNSUR-UNSUR  PARAGRAF  JURNALISTIK

            Paragraf  adalah  satu  kesatuan  ekspresi  yang  terdiri  atas  seperangkat    kalimat  yang  digunakan  oleh  pengarang  sebagai  alat  untuk  menyatakan  dan  menyampaikan  jalan  pikirannya  kepada  pembaca. Alat  bantu  untuk  menciptakan  susunan  logis-sistematis  ialah  elemen-elemen  paragraf  yang  mencakup  empat  unsur yaitu:
1.     Transisi (transtition)
Transisi  berarti  peralihan  dari  paragraf  yang  satu  keparagraf  berikutnya. Transisi  menghubungkan  dua  paragraf  yang  berdekatan.
2.     Kalimat  topik
Kalimat  topik  dalam  bahasa  jurnalistik  disebut  kalimat  utama. Menurut  kalimat  bahasa  jurnalistik ,kata  topik  utamaberbeda  sekali  konotasi  serta  maknanya. Kalimat   utama  ialah  sebuah  kalimat  dalam  paragraf  yang  menunjukan  gagasan  pokok,gagsan  induk,atau  ide  sentral  yang  mendominasi  seluruh  uraian  dalam  paragraf  tersebut.
3.     Kalimat  pengembang
Kalimat  utama  yang  diberi  penjelasan  dan  uraian  penekanan  serta  contoh-contoh  pada  kalimat-kalimat  berikutnya dalam  satu  paragraf  yang  sama,yang  disebut  dengan  kalimat pengembang. Kalimat  pengembang  merupakan  penjabaran  atau  perluasan  dari  gagasan  pokok  yang  terdapat  dalam  kalimat  utama.Dalam  bahasa  jurnalistik,kalimat  pengembang  disebut  pula  kalimat  penjelas.
4.     Kalimat  penegas
Kalimat  penegas  adalah  kalimat  untuk  memberi  penegasan  atau  penekaan  terhadap  apa  yang  telah  dinyatakan  dalam  kalimat  utama. Menurut  seorang  pakar  bahasa,fungsi  kalimat  penegas  ada dua.pertama,sebagai  peluang  atau  penegas kembali  kalimat  topik  atau  kalimat  utama.kedua,sebagai  daya  penarik  bagi  para  pembaca  atau  sebagai  selingan  untuk  mnghilangkan  kejemuan  (Tarigan,1981:20)

F. JENIS-JENIS  PARAGRAF  JURNALISTIK

            Jenis-jenis  paragraf  jurnalistik  dapat  dikelompokan  sebagai  berikut:
1.                  Paragraf  Deduktif
Paragraf  yang  dimulai  dengan  kalimat  utama disusul  dengan  penjelasan  atau  uaraian  secara  lebih  perinci  dengan  mengikuti  pola  urutan  pesan  dari  umum  ke khusus,disebut  paragraf  deduktif.fungsi  paragraf  deduktif  terutama  menegaskan  suatu  pokok  pikiran,pernyataan,atau  kesimpulan  untuk segera  diketahui  dan  dicaca  oleh  khayalak  pembaca,pendegar  atau  pemirsa.
2.                  Paragraf  induktif
Paragraf  yang  dimulai  dengan  kalimat  penjelas  yang  menekankan  bagian-bagian  atau  unsur-unsur  terkecil  disusul  dengan  penjelasan  bagian-bagian  atau  unsur-unsur  terkecil  sesuai  dengan  penjelasan  bagian-bagian yang  lebih  besar  sebelum  kemudian  diakhiri  dengan  kesimpulan  atau  kalimat  penegas,disebut  paragraf  induktif. Fungsi  paragraf  induktif  terutama  untuk  menekankan  bagian-bagian  atau  satuan-satuan  terkecil  dari  ide  pokok  yang  ingin  disampaikan  penulis  atau  jurnalis  kepada  khayalak,pembaca,pendengar,atau pemirsa.
3.                  Paragraf  campuran
Paragraf  campuran  merupakan  gabungan  beberapa  unsur  paragraf  deduktif  dan  paragraf  induktif.sebagian  unsur  paragraf  deduktif  misalnya  kalimat  pengembang  pada  bagian  awal  paragraf,dipadukan  dengan  sebagian  unsur  paragraf  induktif,misalnya  kalimat  penegas pada  bagian  akhir  paragraf.
4.                  Paragraf  perbandingan
Paragraf  perbandingan  tidak  membicarakan  urutan  pesan  sebagaimana tampak  pada paragraf  deduktif  dan  paragraf  induktif.paragraf  perbandingan  justru  lebih  tertarik  pada  materi  isi  pesan  yang  ingin  disampaikan  seorang  penulis  atau  jurnalis  kepada  khayalak  pembaca,pendengar atau pemirsa.
5.                  Paragraf  Pertanyaan
Paragraf  yang  bertujuan  untuk  mempertanyakan  atau  menggugat  sesuatu  dengan  mengajukan kalimat  tanya pada  kalimat  pertama  atau  kalimat  kedua  diawal  paragraf  jurnalistik,disebut  paragraf  pertanyaan.

6.                  Paragraf  sebab-akibat
Paragraf  yang  disusun  berdasarkan  urutan  logis  disebut  paragraf  seba-akibat.artinya,kalimat  utama  dalam  paragraf  dikembangkan  kedalam  urutan  sebab-akibat.
7.                  Paragraf  contoh
Paragraf  yang  disusun  dengan  menunjukan  banyak  contoh  pada  kalimat  utama,kalimat  pengembang,dan  kalimat  penjelas,disebut  paragraf  contoh.fungsi  utama  paragraf  contoh  tidak  dimaksudkan  untuk  menekankan  suatu  gagsan  atau  konsep,tetapi  justru  untuk  memberikan  gambaran  sesuatu  hal  secara  konkret  kepada  khayalakpembaca,pendengar  atau  pemirsa.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar