MENULIS PARAGRAF JURNALISTIK
A.
ARTI
DAN
DEFENISI PARAGRAF JURNALISTIK
1.Pengertian paragraf
jurnalistik
Menurut pakar bahasa Djago Tarigan,tidak ada ukuran
yang definitif berapa sebaiknya panjang paragraf.Ada orang yang berpendapat panjang pendeknya suatu
paragraf tergantung pada latar belakang
pembaca,dan sifat atau karateristik media.Latar belakang atau keadaan pembaca
menentukan panjangnya paragraf.Bacaan bagi anak-anak sebaiknya menggunakan
paragraf dan kalimat-kalimat yang pendek-pendek,serta kata-kata yang sesuai
dengan perkembangan jiwa mereka.tetapi bagi orang dewasa dapat digunakan
paragraf yang lebih panjang.
Sifat atau karateristik media
pun mempunyai tuntutan tersendiri
terhadap panjangnya paragraf.Surat kabar cenderung pendek-pendek paragrafnya .Sedangkan
majalah lebih panjang.
Dalam bahasa jurnalistik,sangat dihindari
penggunaan paragraf-paragraf panjang .terdapat dua alasan dan
pertimbngan mengapa bahasa
jurnalistik lebih menyukai paragraf-paragraf pendek
yang rata-rata terdiri
atas 3-5 baris saja. pertama alasan
filosofis,bahasa jurnalistik harus
disajikan secara sederhana
dan ringkas karena
khayalak media massa
sangat hetoregen serta berada
dalam sifat ketergesa-gesaan.sedangkan alasan
teknis,bahasa jurnalistik disajikan
dalam ruang lajur-lajur kolom
yang sangat pendek
dan sempit.
2. Defenisi paragraf
jurnalistik
Pakar bahasa
Djago Tarigan medefinisikan
paragraf sebagai berikut: paragraf adalah
seperangkat kalimat tersusun
logis-sistematis yang merupakan
satu kesatuan ekspresi
pikiran yang relevan
dan mendukung pikiran
pokok yang tersirat
dalam keseluruhan karangan (Tarigan.1981 :11). Sedangkan guru
bahasa Gorsy Keraf menjelaskan ,paragraf atau
alinea tidak lain dari suatu
kesatuan pikiran,suatu kesatuan
yang lebih tinggi
atau lebih luas
dari kalimat. Ia merupakan himpunan dari
dari kalimat-kalimat yang
bertalian dalam suatu
rangkaian untuk membentuk
sebuah gagasan.Dalam alinea itu
gagasan tadi menjadi
jelas oleh uraian-uraian
tambahan,yang maksudnya tidak
lain untuk menampilkan
pokok pikiran tersebut
secara lebih jelas. Melalui alinea-alinea
kita mendapat suatu
efek lain,yaitu kita bisa membedakan dimana suatu
tema mulai dan
berakhir (Keras,2000;6).
Paragraf jurnalistik
berada dalam ruang
lingkup serta tunduk
kepada kaidah bahasa
jurnalistik.Jika suatu paragraf
mengandung unsur materi
jurnalistik,misalnya tajuk
rencana,karikatur,pojok,artikel,kolom,berita,teks foto berita,wawancara,feature,maka paragraf itu disebut
paragraf jurnalistk.
Dengan merajuk
kepada definisi Djago
Tarigan tentang paragraf,maka
dalam buku ini mendenifisikan paragraf
jurnalistik sebagai berikut: paragraf jurnalistik
adalah seperangkat kalimat
tersusun logis-sistematis yang merupakan
satu kesatuan ekspresi
pikiran yang relevan
dan mendukung pikiran
pokok yang tersirat
dalam keseluruhan paparan
materi jurnalistik tertentu.
B.KARATERISTIK PARAGRAF
JURNALISTIK
Ada
lima ciri atau
karateristik paragraf:
1. Memiliki satu
ide pokok
Paragraf jurnalistik
yang baik hanya
memiliki satu gagasan pokok
dalam keseluruhan kalimat.gagasan pokok
itu ditempatkan pada awal
paragraf,bisa pada akhir paragraf
,tetapi sedikit sekali
ditempatkan pada tengah
paragraf. Menurut kaidah tata
bahasa,gagasan pokok yang
ditempatkan pada awal
paragraf disebut paragraf
deduktif.sedangkan gagasan pokok
yang ditempatkan pada akhir
paragraf disebut paragraf
induktif.
2. Dibangun oleh
sejumlah kalimat
Tidak ada
ketentuan baku,apakah paragraf
jurnalistik yang baik harus
terdiri atas satu
kalimat,dua-tiga
kalimat,empat-lima
kalimat,enem-tujuh
kalimat,atau
lebih.panjang-pendeknya
paragraf ditentukan oleh
pertimbangan latar belakang pembaca
dan faktor sifat-sifat media
yang dipilih.
3. Kesatuan ekspresi
pikiran
Ada
pakar bahasa yang
mengatakan,sebuah kalimat
hanya memunculkan satu
ide pokok atau
satu gagasan pikiran. Karena baru
sebatas gagasan saja
atau satu ide,maka
kalimat tidak dapat
digolongkan kedalam apa
yang di sebut
wacana. Menurut para pakar bahasa,paragraf sesungguhnya
merupakan satuan terkecil
dari sebuah wacana. Disebut satuan
kecil, karena pada
paragraf sudah terdapat
adanya satu kesatuan
ekspresi pikiran dan
perasaan mengenai gagasan
sentral apa yang
ingin disampaikan penulis
atau jurnalis kepada
khayalak
pembaca,pendengar,atau pemirsa.
4. Kesatuan koheren
dan padat
Sebuah paragraf
jurnalis disebut padat
apabila memuat banyak
informasi. Sebuah informasi jurnalistik
yang panjang,tidak dengan
sendirinya merupakan paragraf
padat. Bahasa jurnalistik
mengutamakan paragraf singkat
dan padat dari
pada paragraf panjang
tetpi sesungguhnya tidak padat
atau miskin informasi
5. Logis dan
sistematis
Paragraf jurnalistik
yang baik,disusun secara
tertib,teratur,dan merujuk kepada
kaidah logika. Artinya bentuk
dan makna paragraf
itu dapat diterima
oleh pertimbangan akal
sehat (common sense). Kalimat
ombak itu tewas
setelah menelan gulungan
artis laut sinetron
pangadaran,kecuali tidak disusun
secara sistematis menurut
kaidah bahasa,juga sangat
tidak logis.
C. FUNGSI
PARAGRAF JURNALISTIK
Fungsi paragraf
jurnalisti yatu:
1. Penampung ide
pokok
Fungsi paragraf
jurnalistik,secara teknis ialah menampung ide
pokok yang hendak
disampaikan penulis atau
jurnalis dan satuan-satuan
paragraf pada karya-karya
jurnalistik yang ditulis
dan disajikanya dalam
media masa.
2. Memudahkan pemahan
jalan pikiran
Kita dapat
mengetahui jalan pikiran
penulis atau jurnalis,dengan cara
menyimak kata demi
kata,dan kalimat demi
kalimatyang terdapat dalam
satuan-kesatuan paragraf pada
karya-karya jurnalistik yang
ditulis dan disajikannya
dalam media masa.
3. Melahirkan jalan
pikiran sistematis
Jurnalis atau
penulis yang menulis
untuk media massa,harus mampu
melahirkan karya-karya jurnalistik
bermutu tinggi. Karya jurnalisti
yang bermutu tinggi
antara lain dapat
dilihat dan diperiksa
pada jalan pikiran
yang muncul pada
setiap kalimat dan
paragraf jurnalistik yang
ditulisnya.
Paragraf pola
deduktif adalah paragraf yang
didahului dengan kalimat
pokok,kemudian disusul dengan
kalimat pengembang dan
penjelas. Paragraf pola induktif
paragraf yang dimulai dengan
kalimat penjelas dilanjutkan
dengan kalimat pengembang
dan kalimat penegas.
4. Mengarahkan pembaca
ikut alur penulis
Seorang penulis
atau jurnalis yang baik,akan mengarahkan,memadu,sekaligus
mengikat dan perasaan pembaca,pendengar,atau pemirsanya untuk hanya mengikuti
jejak langkahnya.
D. UNSUR-UNSUR PARAGRAF JURNALISTIK
Paragraf adalah
satu kesatuan ekspresi
yang terdiri atas
seperangkat kalimat
yang digunakan oleh pengarang sebagai
alat untuk menyatakan
dan menyampaikan jalan
pikirannya kepada pembaca. Alat
bantu untuk menciptakan
susunan logis-sistematis ialah
elemen-elemen paragraf yang
mencakup empat unsur yaitu:
1. Transisi
(transtition)
Transisi berarti
peralihan dari paragraf
yang satu keparagraf
berikutnya. Transisi
menghubungkan dua paragraf
yang berdekatan.
2. Kalimat topik
Kalimat topik
dalam bahasa jurnalistik
disebut kalimat utama. Menurut kalimat
bahasa jurnalistik ,kata topik
utamaberbeda sekali konotasi
serta maknanya. Kalimat utama
ialah sebuah kalimat
dalam paragraf yang
menunjukan gagasan pokok,gagsan
induk,atau ide sentral
yang mendominasi seluruh
uraian dalam paragraf
tersebut.
3. Kalimat pengembang
Kalimat utama
yang diberi penjelasan
dan uraian penekanan
serta contoh-contoh pada
kalimat-kalimat berikutnya
dalam satu paragraf
yang sama,yang disebut
dengan kalimat pengembang.
Kalimat pengembang merupakan
penjabaran atau perluasan
dari gagasan pokok
yang terdapat dalam
kalimat utama.Dalam bahasa
jurnalistik,kalimat
pengembang disebut pula
kalimat penjelas.
4. Kalimat penegas
Kalimat penegas
adalah kalimat untuk
memberi penegasan atau
penekaan terhadap apa
yang telah dinyatakan
dalam kalimat utama. Menurut seorang
pakar bahasa,fungsi kalimat
penegas ada
dua.pertama,sebagai peluang atau
penegas kembali kalimat topik
atau kalimat utama.kedua,sebagai daya
penarik bagi para
pembaca atau sebagai
selingan untuk mnghilangkan
kejemuan (Tarigan,1981:20)
F. JENIS-JENIS
PARAGRAF JURNALISTIK
Jenis-jenis paragraf
jurnalistik dapat dikelompokan
sebagai berikut:
1.
Paragraf Deduktif
Paragraf yang
dimulai dengan kalimat
utama disusul dengan penjelasan
atau uaraian secara
lebih perinci dengan
mengikuti pola urutan
pesan dari umum
ke khusus,disebut paragraf deduktif.fungsi paragraf
deduktif terutama menegaskan
suatu pokok pikiran,pernyataan,atau kesimpulan
untuk segera diketahui dan
dicaca oleh khayalak
pembaca,pendegar atau pemirsa.
2.
Paragraf induktif
Paragraf yang
dimulai dengan kalimat
penjelas yang menekankan
bagian-bagian atau unsur-unsur
terkecil disusul dengan
penjelasan bagian-bagian atau
unsur-unsur terkecil sesuai
dengan penjelasan bagian-bagian yang lebih
besar sebelum kemudian
diakhiri dengan kesimpulan
atau kalimat penegas,disebut paragraf
induktif. Fungsi paragraf induktif
terutama untuk menekankan
bagian-bagian atau satuan-satuan
terkecil dari ide
pokok yang ingin
disampaikan penulis atau
jurnalis kepada khayalak,pembaca,pendengar,atau pemirsa.
3.
Paragraf campuran
Paragraf campuran
merupakan gabungan beberapa
unsur paragraf deduktif
dan paragraf induktif.sebagian unsur
paragraf deduktif misalnya
kalimat pengembang pada
bagian awal paragraf,dipadukan dengan
sebagian unsur paragraf
induktif,misalnya kalimat penegas pada
bagian akhir paragraf.
4.
Paragraf perbandingan
Paragraf perbandingan
tidak membicarakan urutan
pesan sebagaimana tampak pada paragraf
deduktif dan paragraf
induktif.paragraf
perbandingan justru lebih
tertarik pada materi
isi pesan yang
ingin disampaikan seorang
penulis atau jurnalis
kepada khayalak pembaca,pendengar atau pemirsa.
5.
Paragraf Pertanyaan
Paragraf yang
bertujuan untuk mempertanyakan atau
menggugat sesuatu dengan
mengajukan kalimat tanya
pada kalimat pertama
atau kalimat kedua
diawal paragraf jurnalistik,disebut paragraf
pertanyaan.
6.
Paragraf sebab-akibat
Paragraf yang
disusun berdasarkan urutan
logis disebut paragraf
seba-akibat.artinya,kalimat
utama dalam paragraf
dikembangkan kedalam urutan
sebab-akibat.
7.
Paragraf contoh
Paragraf yang
disusun dengan menunjukan
banyak contoh pada
kalimat utama,kalimat pengembang,dan kalimat
penjelas,disebut paragraf contoh.fungsi
utama paragraf contoh
tidak dimaksudkan untuk
menekankan suatu gagsan
atau konsep,tetapi justru
untuk memberikan gambaran
sesuatu hal secara
konkret kepada khayalakpembaca,pendengar atau
pemirsa.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar